9. Business Acumen for E-commerce

-

 

9. Business Acumen for E-commerce

Jawaban quiz sebelumnya

✅ C. Deskripsi singkat

Deskripsi produk itu seharusnya lengkap dan detail sehingga pembeli mendapatkan informasi yang cukup untuk produk yang akan dia beli


Pendahuluan

Memiliki toko online saja tidak cukup; memahami bagaimana bisnis berjalan adalah kunci untuk bertahan dan berkembang di industri e-commerce. Business acumen (ketajaman bisnis melalui penilaian) membantu kita memahami aspek-aspek penting seperti manajemen keuangan, analisis pasar, pengelolaan inventaris, dan strategi pertumbuhan. Dengan wawasan bisnis yang kuat, kita dapat mengambil keputusan yang lebih cerdas, mengatasi tantangan dengan efektif, dan mengoptimalkan peluang di pasar e-commerce yang kompetitif.

Apa Itu Business Acumen?

Business Acumen adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mengambil keputusan bisnis yang tepat. Dalam konteks e-commerce, business acumen berarti memahami proses bisnis online, menganalisis data penjualan, dan menerapkan strategi yang efektif untuk meningkatkan performa toko online.

Mengapa Business Acumen Penting dalam E-commerce?

✅ Mengoptimalkan Pengambilan Keputusan: Berdasarkan data dan analitik, bukan asumsi.

✅ Mengelola Risiko: Mengenali potensi risiko bisnis dan cara mengatasinya.

✅ Meningkatkan Efisiensi Operasional: Mengidentifikasi area yang perlu dioptimalkan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan profit.

✅ Fokus pada Profitabilitas: Menganalisis laba dan memastikan bisnis berjalan secara berkelanjutan.

Istilah & Metrik Penting dalam E-commerce

1. COGS (Cost of Goods Sold)

Definisi: Total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang yang dijual.

📊 Formula: COGS = (Stok Awal + Pembelian) – Stok Akhir

Fakta: Menjaga COGS tetap rendah akan meningkatkan profit margin, sehingga bisnis lebih berkelanjutan.

📝 Contoh Kasus:

  • Stok Awal: 150 produk (Rp60.000 per produk)

  • Pembelian Baru: 300 produk (Rp65.000 per produk)

  • Stok Akhir: 100 produk

1️⃣ Total Biaya Barang Tersedia:

= (150 × 60.000) + (300 × 65.000)

= 9.000.000 + 19.500.000

= 28.500.000

2️⃣ COGS:

= 28.500.000 − (100 × 65.000)

= 28.500.000 − 6.500.000

=Rp22.000.000

2. GMV (Gross Merchandise Value)

Definisi: Total nilai transaksi dari semua penjualan sebelum dipotong diskon atau biaya lainnya.

📊 Formula: GMV = Jumlah Produk Terjual × Harga Jual

📝 Contoh Kasus:

  • Produk terjual: 900 unit

  • Harga jual per unit: Rp120.000

Perhitungan:

GMV =900×120.000 = Rp108.000.000

3. AOV (Average Order Value)

Definisi: Rata-rata nilai dari setiap pesanan yang dilakukan pelanggan.

📊 Formula: AOV = Total Pendapatan / Jumlah Pesanan

📝 Contoh Kasus:

  • Total pendapatan: Rp 108.000.000

  • Jumlah pesanan: 600 transaksi

Perhitungan:

AOV = 108.000.000 / 600

= Rp180.000

Tips Meningkatkan AOV:

  • Tawarkan bundling produk.

  • Berikan free shipping untuk pembelian di atas nominal tertentu.

  • Tawarkan produk upsell dan cross-sell saat checkout.

4. CAC (Customer Acquisition Cost)

Definisi: Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan satu pelanggan baru.

📊 Formula: CAC = Total Biaya Marketing / Jumlah Pelanggan Baru

📝 Contoh Kasus:

  • Total biaya pemasaran: Rp 12.000.000

  • Jumlah pelanggan baru: 240 pelanggan

Perhitungan:

CAC = 12.000.000 / 240

= Rp50.000

5. CR (Conversion Rate)

Definisi: Rasio pengunjung website yang melakukan pembelian.

📊 Formula: CR = (Jumlah Pembelian / Total Pengunjung) × 100%

📝 Contoh Kasus:

  • Jumlah pengunjung: 15.000

  • Jumlah pembelian (konversi): 600

Perhitungan:

CR = (600 / 15.000) × 100%

= 4%

6. Add to Cart Rate

Definisi: Persentase pengunjung yang menambahkan produk ke keranjang.

📊 Formula: Add to Cart Rate = (Add to Cart / Total Pengunjung) × 100%

📝 Contoh Kasus:

  • Jumlah pengunjung: 15.000

  • Jumlah "Add to Cart": 1.800

Perhitungan:

Add to Cart Rate = (1.800/15.000) × 100%

=12%

Kesimpulan

  • Business acumen dalam e-commerce adalah fondasi kesuksesan bisnis online.

  • Memahami metrik kunci seperti COGS, GMV, AOV, CAC, dan CR sangat penting untuk mengukur kinerja bisnis.

  • Keputusan berbasis data akan membantu bisnis berkembang lebih cepat, mengurangi risiko, dan menghasilkan keuntungan berkelanjutan.

Quiz Pemahaman Bab

Jika sebuah bisnis ingin mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan satu pelanggan baru, metrik apa yang harus digunakan?

A. CAC (Customer Acquisition Cost)

B. CR (Conversion Rate)

C. ROI (Return on Investment)

D. LTV (Lifetime Value)

Quiz 9: Business Acumen for E-commerce

Dari materi video tentang Business Acumen for E-commerce, kamu diminta untuk:

  • Carilah istilah lain di ranah e-commerce yang kamu belum ketahui lalu cari definisi yang membuat kamu paham
  • Kira-kira dari menjalankan sebuah toko di marketplace, apa yang menurutmu harus diperhatikan dan berbeda dengan cara menjalankan toko secara offline? Berikan analisis kamu dari kondisi tersebut


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bab 5: Teknik Lanjutan dalam Prompting AI

-
Gambar
  Bab 5: Teknik Lanjutan dalam Prompting AI Saat kita semakin sering menggunakan AI, kita mungkin menyadari bahwa hasil yang diberikan tidak selalu sempurna. Terkadang, jawaban yang dihasilkan terasa kurang tepat, kurang kreatif, atau tidak sesuai harapan. Untuk mengatasi ini, ada beberapa teknik lanjutan yang bisa kita gunakan agar AI memberikan jawaban yang lebih baik. Dalam bab ini, kita akan membahas: Few-shot & Zero-shot Prompting → Cara memberikan contoh agar AI memahami keinginan kita. Chain-of-Thought Prompting → Meminta AI berpikir langkah demi langkah agar hasil lebih akurat. Role-based Prompting → Meminta AI berperan sebagai ahli agar jawabannya lebih sesuai konteks. Agar lebih mudah dipahami, kita akan melihat contoh penerapan dalam situasi sehari-hari, digital marketing, dan pemrograman. 1. Few-shot & Zero-shot Prompting Apa Itu Few-shot & Zero-shot? Saat kita berbicara dengan AI, kita bisa langsung meminta sesuatu ( zero-shot prompting ), atau kita bisa...
Baca selengkapnya

Bab 2: Teknik Dasar dalam Prompting AI

-
Gambar
  Bab 2: Teknik Dasar dalam Prompting AI etika menggunakan AI untuk menghasilkan teks atau kode, memahami teknik dasar dalam membuat prompt yang efektif sangat penting. Prompt yang baik dapat menghasilkan output yang lebih akurat, sesuai dengan kebutuhan, dan lebih cepat dalam prosesnya. Pada bab ini, kita akan membahas berbagai teknik dasar dalam prompting AI, termasuk jenis-jenis prompt, struktur yang efektif, dan cara mengoptimalkan hasil dengan iterasi dan refinement. 1. Jenis-Jenis Prompt dan Cara Menggunakannya Tidak semua prompt bekerja dengan cara yang sama. Berikut beberapa jenis prompt yang umum digunakan: a. Prompt Instruksi Langsung (Direct Instruction Prompt) Prompt ini memberikan instruksi yang jelas dan langsung kepada AI. Contoh: ❌ "Cerita pendek tentang petualangan." (Kurang spesifik) ✅ "Buat cerita pendek 300 kata tentang seorang anak yang menemukan portal ke dunia lain di hutan belakang rumahnya." Prompt yang lebih spesifik akan menghasilkan outp...
Baca selengkapnya

Bab 3: Evaluasi dan Perbaikan Prompt

-
Gambar
  Bab 3: Evaluasi dan Perbaikan Prompt Setelah memahami dasar-dasar prompting AI, langkah berikutnya adalah mengevaluasi apakah prompt yang kita buat sudah efektif. Tidak semua prompt menghasilkan output yang optimal pada percobaan pertama. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui bagaimana menilai kualitas prompt dan cara meningkatkannya melalui eksperimen dan perbandingan. Pada bab ini, kita akan membahas tiga aspek utama: Bagaimana Menilai Kualitas Prompt Meningkatkan Prompt: Teknik Eksperimen dan Perbandingan Kesalahan Umum dalam Prompting dan Cara Menghindarinya 1. Bagaimana Menilai Kualitas Prompt? Agar sebuah prompt dikatakan efektif, ada beberapa kriteria yang bisa digunakan untuk mengevaluasi hasilnya: a. Relevansi dan Ketepatan Jawaban Apakah jawaban yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan? Apakah AI memahami maksud dari prompt dengan benar? Apakah informasi yang diberikan lengkap dan tidak menyimpang dari permintaan? b. Spesifisitas dan Detail Apakah output terlalu umum at...
Baca selengkapnya