BAB 2 : Abstraction, Algorithm, Decomposition, Pattern Recognition
Video Materi ada di link ini :
https://drive.google.com/file/d/1m8scljuYCCO9LimZcXJBaDAT0x9HdRXo/view
Tujuan.
Peserta didik dapat mengetahui Apa itu Abstraction, Algorithm, Decomposition, Pattern Recognition.
Perlengkapan.
Modul 1. Abstraction, Algorithm, Decomposition, Pattern Recognition.
Materi.
Ani, seorang gadis remaja berusia 17 tahun, bermimpi untuk berlibur ke luar negeri. Dia ingin melihat dunia dan merasakan budaya baru. Namun, dia tidak tahu harus pergi ke mana. Dia membuka internet dan mulai mencari informasi tentang berbagai destinasi wisata. Dia melihat foto-foto yang menakjubkan, membaca cerita-cerita menarik, dan menonton video-video yang membuat dia terpana. Dia semakin bersemangat untuk menjelajahi dunia dan belajar tentang hal-hal baru. Ani menghabiskan berjam-jam untuk mencari informasi. Dia ingin tahu sebanyak mungkin tentang berbagai negara sebelum membuat keputusan. Dia tertarik dengan keindahan alam, keragaman budaya, dan sejarah yang kaya dari berbagai negara.
Merencanakan Perjalanan Keliling Dunia
Setelah menghabiskan berjam-jam untuk mencari informasi, Ani mulai mengidentifikasi pola dan hubungan dalam informasi yang dia temukan. Misalnya, dia menemukan bahwa beberapa destinasi wisata yang dia minati memiliki biaya yang mahal. Ani menyadari bahwa dia perlu mempertimbangkan anggarannya saat membuat keputusan tentang destinasi wisata. Dia juga perlu mempertimbangkan waktu dan durasi perjalanannya. Ani kemudian menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyusun rencana liburannya. Misalnya, dia menentukan bahwa dia perlu menentukan tanggal perjalanan, memilih destinasi wisata, dan memesan tiket pesawat dan hotel.
Setelah menentukan langkah-langkah yang diperlukan, Ani mulai memecah rencana liburannya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Misalnya, dia memecah rencana perjalanannya menjadi beberapa hari, masing-masing dengan kegiatan yang berbeda. Ani juga ingin memastikan bahwa dia memiliki cukup waktu untuk menjelajahi setiap destinasi wisata yang dia kunjungi. Dia juga ingin menghindari terlalu banyak aktivitas dalam satu hari, sehingga dia bisa bersantai dan menikmati liburannya.
Merencanakan Langkah-langkah Perjalanan Dengan Detail
Ani juga mengenali pola dan tren dalam informasi yang dia temukan. Misalnya, dia menemukan bahwa ada beberapa destinasi wisata yang lebih populer daripada destinasi wisata lainnya. Ani ingin memastikan bahwa dia tidak memilih destinasi wisata yang terlalu ramai. Dia ingin memiliki pengalaman yang lebih intim dan pribadi.
Langkah-langkah yang dilakukan Ani dalam menyusun rencana liburannya merupakan penerapan dari computational thinking. Computational thinking terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
Abstraction
Algorithm
Decomposition
Pattern Recognition
Dengan menggunakan computational thinking, Ani dapat memecahkan masalah perencanaan liburannya dengan cara yang sistematis, logis, dan efisien. Dia dapat membuat keputusan yang tepat dan menghindari masalah yang mungkin terjadi. Hal ini memungkinkannya untuk memiliki liburan yang menyenangkan dan berkesan.
Apa itu AADP?
Ada 4 elemen dalam computational thinking, yaitu Abstraction, Algorithm, Decomposition, dan Pattern Recognition. Elemen-elemen ini tidak harus dilakukan secara berurutan; sesuaikan dengan permasalahan yang sedang kita hadapi. Di bawah ini adalah penjelasan singkat dari 4 elemen di atas.
Decomposition adalah cara kita untuk memecah masalah besar menjadi bagian paling kecil. Pembagian masalah membentuk struktur hierarkis, dengan level-level yang mewakili tingkat kompleksitas dari keseluruhan masalah ke bagian-bagian yang lebih rinci. Dengan memecah masalah menjadi bagian paling kecil dan rinci, kita dapat menyelesaikan masalah menjadi mudah.
Pattern Recognition adalah kemampuan mengenali pola dalam informasi. Kita akan dilatih untuk mencari dan mengenali kesamaan di antara ataupun di dalam masalah yang ada, sehingga pola dari masalah yang sedang kita hadapi sama seperti yang sudah kita selesaikan sebelumnya atau tidak. Sehingga, jika pernah diselesaikan sebelumnya, kita akan mendapatkan pengetahuan dari permasalahan sebelumnya untuk diterapkan pada penyelesaian masalah yang sedang kita hadapi. Dengan begitu, penyelesaian masalah akan menjadi lebih mudah. Biasanya, pattern recognition dilakukan setelah Decomposition.
Abstraksi adalah cara untuk fokus pada satu bagian yang penting dan mengabaikan detail yang tidak relevan. Abstraksi membantu kita memahami dan menangani kompleksitas dengan membuat representasi atau model yang lebih sederhana, sehingga kita dapat fokus pada bagian yang penting dan menyelesaikan masalah secara efisien.
Algoritma adalah rangkaian langkah-langkah terstruktur dan terdefinisikan yang harus kita ikuti sebagai solusi dari permasalahan yang kita sedang hadapi. Dengan kata lain, algoritma adalah sebuah prosedur untuk mencapai tujuan atau menyelesaikan sebuah masalah.
Aplikasi To Do List
Computational thinking adalah cara berpikir yang menggunakan konsep-konsep komputasi untuk memecahkan masalah. Dalam aplikasi to-do list, computational thinking dapat diterapkan untuk membuat aplikasi yang lebih efektif dan efisien dalam membantu penggunanya menyelesaikan tugas-tugas mereka. Berikut adalah contoh analisa proses perencanaan aplikasi to-do list yang menerapkan computational thinking:
Decomposition. Aplikasi todo list dapat melibatkan pemisahan modul atau fungsi, seperti modul untuk menangani penambahan tugas, modul untuk mengedit, dan modul untuk menghapus.
Pattern Recognition. Contoh penerapannya seperti kenali pola untuk memberikan rekomendasi atau pengingat berdasarkan pola perilaku pengguna, misalnya, memberikan pengingat untuk tugas yang sering diabaikan pada waktu tertentu.
Abstraksi. Fitur-fitur yang tidak sesuai dengan aplikasi todo list, seperti desain antarmuka pengguna yang terlalu rumit, dan memfokuskan pada fungsi utama seperti menambahkan, mengedit, dan menghapus tugas.
Algoritma. Menambahkan tugas ke todo list melibatkan langkah-langkah seperti menerima input dari pengguna, memvalidasi input, membuat entri baru dalam daftar, dan memperbarui antarmuka pengguna untuk mencerminkan perubahan.
Dalam proses pengerjaan aplikasi to-do list, penerapan komponen-komponen Computational Thinking menjadi esensial untuk menciptakan solusi yang efisien dan efektif. Abstraksi, sebagai langkah pertama, memerlukan kemampuan untuk mengidentifikasi pola dan hubungan dalam informasi yang akan diimplementasikan dalam aplikasi. Dalam hal ini, abstraksi dapat merujuk pada identifikasi fitur-fitur utama yang dibutuhkan, seperti pengelompokan tugas, pengaturan prioritas, dan kemampuan pengguna untuk menyesuaikan daftar mereka.
Aplikasi To Do List Sederhana
Selanjutnya, penerapan algoritma menjadi langkah kunci dalam memastikan aplikasi berfungsi dengan baik. Langkah-langkah yang diperlukan untuk menambah, menghapus, atau mengedit tugas dalam aplikasi perlu ditentukan secara terperinci. Misalnya, algoritma untuk menambah tugas harus mencakup langkah-langkah validasi dan penyimpanan data.
Dekomposisi juga menjadi aspek penting dalam pengembangan aplikasi to-do list. Memecah fungsionalitas aplikasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil, seperti antarmuka pengguna, sistem penyimpanan data, dan pengelolaan tampilan, memudahkan pengembangan dan pemeliharaan aplikasi secara keseluruhan.
Terakhir, pengenalan pola menjadi langkah kunci untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Mengenali pola dalam perilaku pengguna, seperti tugas-tugas yang sering diakses atau waktu pelaksanaan yang biasa dipilih, dapat membantu menyempurnakan fitur-fitur aplikasi, seperti rekomendasi tugas atau pengingat yang disesuaikan.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip Computational Thinking dalam pengerjaan aplikasi to-do list, pengembang dapat menciptakan solusi yang lebih terstruktur, intuitif, dan responsif terhadap kebutuhan pengguna sehari-hari.

Komentar
Posting Komentar